Nilai Prestise Mutiara Laut
Penemuan rekayasa penumbuhan mutiara buatan dengan cara penyuntikan nucleus oleh Mikimoto (JAPAN) bisa dikatakan berhasil. Sehingga tidak heran bila Jepang mengembangkan usahanya di negara-negara lain di kawasan pasifik hingga lautan Hindia seperti Indonesia dengan letap menggunakan teknisinya. Bentuk rekayasa ini dikenal dengan istilah grafting atau seeding atau juga implantation, yaitu dengan menyisipkan inti (nucleus) bersama selembar organ mantel (irisan daging kerang mutiara lain yang dikenal dengan nama ‘saibo’) ke dalam kerang mutiara.
Mutiara alami di bagi menjadi 2 kategori, yaitu mutiara alami yang dihasilkan dari kerang budidaya dengan cara penyuntikan nucleus yang dipelihara di Perairan Laut, dan mutiara alami yang dihasilkan oleh kerang itu sendiri tanpa ada campur tangan manusia, namun mutiara yang jenis ini sudah jarang sekali ditemukan di Perairan Laut, karena untuk mendapatkan 1 butir mutiara laut jenis ini perlu penyelaman ke dasar laut hingga kedalaman ratusan mill, bahkan tidak jarang pula banyak penyelam/pencari mutiara yang menjadi korban di dasar laut akibat kehabisan oksigen.
Mutiara alami di bagi menjadi 2 kategori, yaitu mutiara alami yang dihasilkan dari kerang budidaya dengan cara penyuntikan nucleus yang dipelihara di Perairan Laut, dan mutiara alami yang dihasilkan oleh kerang itu sendiri tanpa ada campur tangan manusia, namun mutiara yang jenis ini sudah jarang sekali ditemukan di Perairan Laut, karena untuk mendapatkan 1 butir mutiara laut jenis ini perlu penyelaman ke dasar laut hingga kedalaman ratusan mill, bahkan tidak jarang pula banyak penyelam/pencari mutiara yang menjadi korban di dasar laut akibat kehabisan oksigen.
Mikimoto – the 'Pearl King' and Other Notable Japanese - Sumber Gambar :Wikipedia
Mutiara yang saat ini beredar di pasaran adalah jenis mutiara alami yang berasal dari kerang yang dipelihara di Laut. Jenis mutiara yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan sering diperdagangkan adalah jenis South Sea Pearls, Akoya, Tahiti dan Jenis mutiar air tawar yang banyak terdapat di Jepang dan China
Selain mutiara hasil budidaya di Laut, saat ini pun sudah banyak pula dijumpai mutiara imitasi yang merupakan hasil buatan pabrik yang dibuat dari bahan keramik, gelas, kaca atau bahkan plastik. Mutiara imitasi bukan termasuk jenis mutiara, tapi termasuk jenis aksesoris. Mutiara imitasi ini membajiri pasar dan sangat merusak harga mutiara asli. Karena teknologi dan pabrikasi yang modern membuat mutiara imitasi terlihat sempurna, bentuknya yang bulat sempurna, permukaan yang halus dan mengkilap hampir 100 % tidak ada cacat, dengan harga yang sangat sangat murah, dan itu sangat merusak harga pasaran mutiara asli.
KOKICHI MIKIMOTO – Founder: Mikimoto - Sumber Gambar : mikimoto.co.uk
MikimotoINDEPENDENT JEWELLERS BLOG - Sumber Gambar : Blogindpendentjewerly
Namun bagi para pecinta/Hobbys/kolektor mutiara asli, keberadaan mutiara imitasi tersebut tidak berpengaruh, karena walaupun harga yang ditawarkan jauh lebih murah, para pecinta mutiara akan tetap memilih mutiara asli/alami dari kerang laut, karena ada nilai kebanggan dan kepuasan tersendiri dengan nilai prestis yang sangat tinggi. Nilai historis mutiara alami dari kerang tersebut yaitu pada zaman dahulu secara turun temurun dipakai para Ratu Kerajaan dan keturunan darah biru, mutiara alami sangat jarang orang pakai, karena proses terjadinya yang sangat lama dan sangat sulit, itu yang membuat mutiara alami semakin digemari
Kokichi Mikimoto – the Entrepreneur - Sumber Gambar : www.mikimoto.co.uk
Artikel Dan Tulisan Dipublishkan Pertama Kali Oleh www.originalmutiara.com
Semoga Bermafaat
SALAM
ARIEF RAHMAN HAKIM, S.ST.PI
..
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar